Sore itu, seisi lembah tertimpa matahari berwarna emas, dan hujan gerimis berpadu dengan panas. Punggungan gunung-gunung membingkai rerumputan luas dan tenda-tenda beratapkan langit yang bersih. Pelangi tampak beda di tempat ini dibandingkan dari balik jendela pencakar langit di kota - sekalipun rumah-rumah juga tertimpa matahari emas.
Dan jauh di sana, para ilmuwan bertanya-tanya mencoba menjelaskan ikatan batin manusia dengan alam. Berada di alam memicu rasa syukur. Ada yang berbeda ketika melihat kebesaran alam dengan ketika melihat kebesaran bangunan. Dan saya bertanya-tanya, jika memang keterikatan itu sedemikian kuatnya, mengapa bukti-bukti justru menunjukkan pengkhianatan? Bukankah menikmati sekaligus mencemari tak ada bedanya dengan perkosaan? Atau jangan-jangan naluri keterikatan dengan alam itu hanya segelintir yang merasakan? Mungkin, naluri tidak cukup - manusia butuh terbiasa kembali merasakan alam.
Dan jauh di sana, para ilmuwan bertanya-tanya mencoba menjelaskan ikatan batin manusia dengan alam. Berada di alam memicu rasa syukur. Ada yang berbeda ketika melihat kebesaran alam dengan ketika melihat kebesaran bangunan. Dan saya bertanya-tanya, jika memang keterikatan itu sedemikian kuatnya, mengapa bukti-bukti justru menunjukkan pengkhianatan? Bukankah menikmati sekaligus mencemari tak ada bedanya dengan perkosaan? Atau jangan-jangan naluri keterikatan dengan alam itu hanya segelintir yang merasakan? Mungkin, naluri tidak cukup - manusia butuh terbiasa kembali merasakan alam.
No comments:
Post a Comment