Thursday, April 24, 2014

Open Letter Regarding Fulbright - Presidential Scholarship

Dear AMINEF,

Greetings!

Probably AMINEF still remember that regarding my LoA from UC Berkeley, I persist that I would apply for LPDP / Presidential Scholarship (BPRI), asking them to waive the term "Not receiving other scholarship". I did so, and I would like to let you know that finally LPDP let me pass the administrative selection, means that LPDP-BPRI finally made a precedent to grant discretion on case by case basis (dispensation) for request on other funding contribution. Other candidate that granted adminsitrative waiver is Aichiro Suryo.

It has been a landmark step from LPDP that they are willing to facilitate those who has been offered LoA from Top 50 Universities but are not qualified to commit full funding contribution from LPDP. I believe AMINEF will also consider to continue supporting future candidates who wish to ask discretion from LPDP-BPRI, and regardless of the strict policies that AMINEF employ, might consider to proactively engage with LPDP-BPRI for candidates who has been offered LoA for Top 50 Universities with conditions of huge shortfall.

I just want to let AMINEF know this for considerations on future policies. In my case, as you know, I have declined the offer from UC Berkeley and that means I will also withdraw my LPDP-BPRI candidacy and continue with Fulbright on other possible options.

Thank you very much and have a good day!


P.S. Anyone can e-mail me / comment on this post to get a copy of my letter to LPDP-BPRI on condition waiver. Other candidates can freely use it as a template.

Friday, April 4, 2014

Jalanan (Daniel Ziv, 2014)

Setelah menolak sekolah idaman, ternyata saya agak sedih, sehingga saya mencari hiburan. Dan hiburan yang paling menguatkan adalah dengan melihat pada kenyataan bahwa ada perkara-perkara yang lebih besar dari sekedar ego ngotot sekolah bergengsi. Dan cerita dari jalanan inilah yang pada akhirnya mampir 'menampar' saya.



Daniel Ziv, sutradara asal Kanada yang selama 5 tahun mengikuti 3 orang pengamen di Jakarta, berhasil membuat hati saya lebih legowo setelah menyimak 'pelajaran hidup sungguhan' dari Boni, Ho dan Titi. Dengan luar biasa, Ziv menyuguhkan keras dan indahnya kehidupan para pengamen Jakarta - langsung dari jalanan.



Cerita dari Boni yang 10 tahun tinggal di kolong jembatan, Titi yang ibu tiga anak sekaligus pengamen di jalanan, Ho yang sempat ditertibkan Satpol PP - semuanya yang nyata dan sarat makna. Semua karakter, ketiganya pengamen asli, telah memberikan pembelajaran-pembelajaran yang menarik mengenai uang, mengenai pencapaian, kebahagiaan, cita-cita, kehidupan. Berkali-kali dialog yang disajikan berhasil mengingatkan saya melalui kisah-kisah nyata bahwa semua yang makro akan berujung pada kehidupan individu-individu seperti mereka. Orang per orang. Kisah per kisah.

Dan bagi siapapun yang bermimpi tinggi, yang sedang mengutuki beberapa ratus juta atau beberapa milyar yang dibutuhkan untuk sekolah, saya sampaikan salam dari akar rumput:





Mereka mengingatkan saya bahwa ratusan juta, milyaran, triliunan, yang dihamburkan setiap bulannya untuk program, sekolah, acara maupun kegiatan-kegiatan seremonial, dapat mengubah hidup beberapa orang seperti mereka. Dan mereka mengingatkan saya bahwa secara moral saya patut memastikan bahwa apa yang telah dan akan saya hamburkan tidak akan berarti jika pada akhirnya tidak berhasil memberikan dampak secara langsung bagi jiwa per jiwa. Sekalipun itu semua kadang harus melalui perantara yang panjang.

Karena kita, saya dan Anda, akan terus membutuhkan cerita-cerita seperti ini untuk mengingatkan kita bahwa jangan sampai gengsi membutakan misi.