Sunday, January 4, 2009

Perjalanan PALAXSA 2008: Gunung Kerinci (3805 mdpl)

I never thought that we’re gonna reach this mountain’s peak in this hike. Kenapa? Karena saya bersama 4 anak2 baru yang jalannya kaya ulat bulu semua, ditambah lagi ini musim hujan, nyet! Maenannya badai!! But we did it. Bner2 ga disangka2. Ini yang saya adore dari naik gunung: setiap perjalanan ngebawa kita ke pengertian yang baru, level yang baru dari kedewasaan. Cieh!! Hahaha. Ga segitunya sih, tapi emang iya kok kalo dipikir2. Hahahaha. Seperti biasa, here is the complete report:

Destination: Mt. Kerinci.
Height: 3805 mdpl.
Location: Kerinci Residence, Jambi Province.
Team members: Bpk. Ekaristiana (call him Papa). Ari (a.k.a. mas2 koperasi). Margaretha Quina (Plx. XVI). Mutiara Andhika (Plx. XVII). Antonius Budi Susilo (Plx. XVIII). Leni (Plx. XVIII). Derry. JK. Wira. Hana (Plx. XIX)



27.12.2008
Ngumpul di sekolah jam 8. Ada monic, jojo, oos, errr entah siapa lagi yang ikut nganterin. Nice to see those old faces. Berangkat dari Palembang sekitar jam 10, sempet ada masalah karena bus yang ngangkut kami ke jambi ternyata ga cukup. Untung Pak Eka sang kepala suku lihai berimprovisasi. Dengan gagah berani beliau mengorbankan diri naek bus berikutnya bersama carrier2 kami yang bagong2. Perjalanan ke jambi sekitar 6 jam, pemandangan darat yang ada yah kayak biasa. Nyampe jambi, kita makan baso sambil nunggu Pak Eka. Jam setengah lima Pak Eka nyampe, nego dikit sama tukang travel. Cabut ke pool travelnya dulu. Ketemu masalah baru, ternyata ga ada yang bawa kamera. Lagi2 improvisasi berlebihan. Secara spontan, anak2 langsung ceka2 seratus ribu seorang buat beli digicam. Dan dalam beberapa menit, terbelilah kamera baru untuk palaxsa, Sony seharga 1,5 juta rupiah!! Untuk sementara masalah kamera teratasi meskipun nantinya akan menimbulkan masalah baru. Sekitar jam 7, kami memulai lagi perjalanan dari Jambi ke Sungai Penuh (ini nama sungai) which is gonna take 12 hours...

Discovery of the day:
1. Anak2 XIX makannya kaya orang gila semua!! Di jalan palembang-jambi makan di resto padang. Trus sampe jambi makan baso lagi. Dalam perjalanan jambi-sungai penuh makan sampe 3x!! Oh.my.gosh.what.on.earth.did.you.create?!?!
2. Ternyata royalitas peserta hiking kali ini agak berlebihan. Ga ada yang ragu2 waktu pak eka ngajakin ceka2 beli kamera. Kalo saya sekretarisnya, begitu sampe sekolah, draft proposal kamera bakal udah siap dilayangkan.
3. Sopir travelnya gila.


28.12.2008
Setelah semalaman terguncang2 menghadapi lika-liku jalan yang ekstrim dikombinasikan dengan sopir yang sinting, akhirnya kami sampai di Sungai Penuh (inga2, ini nama sungai) entah jam berapa di pagi2 buta. Anak2 XIX dengan dahsyatnya langsung makan lagi, sementara saya memilih untuk eek saja. Tetapi perjalanan belum berakhir, masih ada sekitar satu jam harus kami lewati untuk sampai ke kaki gunung kerinci. Beruntung banyak pemandangan yang oke punya. Entah kenapa, angkot kali ini ga berenti muter lagu2 yang oke, jadi perjalanan asooy geboy. Sampe homestay, kami siap2 masing2, saya meletakkan program ganti beha dan sempak pada prioritas utama, sementara JK sibuk mencari cincinnya yang tercebur kloset. Sekitar jam 10, kami mulai jalan kaki ke pintu rimba, sekedar buat adaptasi. Jam 12an kami baru sampe pintu rimba. Mulai dari post II ke shelter 1, sepanjang jalan hujan. Jam 7an baru sampe Shelter I. Trus kami (senior only, kids didn’t help) buka tenda dan masak2. It was so cold and sooo dark. Untung banget kami dibantu pendaki lain. Sayang banget, ada satu hal yang bikin kami berprasangka. Kompor gas kami raib entah kemana.

The tracks: Pintu rimba >> Post I >> Post II >> Post III >> Shelter 1. Jalan dari pintu rimba ke post I landai banget. Masih banyak pohon2 yang gedeee banget, yang dipeluk 5 orang masih ga kepeluk, bahkan masih ada pohon pisang. Jalannya enak deh, masih kayak di hutan wisata. Dari post I ke post II mulai banyak rumah marsupilami. Pohon gede masih banyak. Tapi udah mulai kerasa the real jungle. Dari post II ke post III, pohon yang gede2 banget udah mulai ga ada. Di sini kedengeran banget suara sungai, trus suara anginnya kuenceng. Tangga2 akar mulai lumayan banyak. Dari Post III ke Shelter 1 sebenernya relatif landai. Beberapa kali mesti ngelewatin pohon tumbang. Tangga2 akar makin banyak, tapi ga terlalu tinggi meskipun lumayan buat bikin kaki cape. Total jarak dari pintu rimba ke shelter 1 itu 7 km. Kalo kecepatan normal, sekitar 3 jam udah nyampe. Tapi dengan kecepatan ulat bulu, kami baru nyampe setelah sekitar 6 jam.

Discovery of the day:
1. Someone is stinky and it’s not me.
2. Budi cupu sekali.
3. Ada burung yang berbunyi kayak sandi morse dan saya bner2 mikir bahwa itu sandi morse dari seseorang!!
4. Those kids are really really childish. Annoying somehow. Bner2 belajar sabar lah ngadepin mereka. Mulutnya nggak berenti ngeluh. Jalannya kayak ulat bulu. Manja. Bentar2 istirahat. Ngga ada inisiatif ataupun rasa nggak enak. I do swear, sulit banget jalan lambet2 di belakang mereka. We tried once but we give up soon.


29.12.2008
Setelah ngecamp satu malam di shelter 1, kami ngelanjutin perjalanan ke shelter 2. Pak Eka ngerubah strategi, jadi anak2 ditaroh depan. Selama di jalan, mereka udah agak lebih lumayan, paling nggak istirahatnya ga sebanyak kemaren. Makannya juga ga sebanyak kemaren. Di tengah perjalanan, mas ari sama muti nyalip anak2, sementara saya sama budi sekuat tenaga berusaha tetep nurut jalan di belakang anak2. Perjalanan hari ini bner2 kerasa lebih enak dibandingin perjalanan kemaren. Sekitar jam 3, kita sampe di shelter 2, ngecamp, masak, ngambil air. Kayak kemaren, saya satu tenda sama muti, budi, sama ari. Sementara anak2 setenda dengan Pak Eka dan Leni.

The tracks: Shelter 1 – Shelter 2. Lebih berat. Sepanjang jalan penuh dengan tangga akar. Mulai banyak tangga akar yang tinggi2 banget. Sebelah kiri jurang. Di tengah jalan bahkan ada pohon tumbang bertumpuk2 yang ngelewatinnya mesti hati2 banget. Banyak terowongan, yang saya itung ada 7. Banyak taneman berduri, jadi hati2 ya kalo cari pegangan! Banyak medan terjal yang panjang2 juga, sabar2 aja ngelewatinya. Jarak Shelter 1-2 sebenernya ga jauh, mungkin setengahnya pintu rimba-shelter 1. Kalo normal, dua setengah sampe tiga jam mungkin nyampe. Tapi kami makan waktu dari jam 10 sampe jam 3 alias 5 jam.

Discovery of the day:
1. Orang kubu ternyata kocak banget!!! Jadi di malam ini, tenda saya, muti, budi, dan ari disambangi dua orang pendaki lokal yang kami curigai mencuri kompor kami. Mereka ini cerita2 tentang suku kubu, yang complete storynya kayaknya mesti dibikin postingan sendiri. Pokoknya kocak!! Just wait and see!
2. Entah kenapa saya ngerasa anak2 terlalu banyak dimarahin. Ada hal2 yang menurut saya ga penting buat dipermasalahkan, tapi digede2in…
3. Kami adalah babu. We serve the kids. Pak Eka adalah kepala babu. He carry the heaviest, walk the last. Yep, dalam perjalanan kali ini, saya bner2 ga mengharapkan apa2. Ngarep muncak pun nggak. I just want them to realize that we try to make them better by giving the example of what should they do, then when they walk without us, they’ll be able to do what I did.


30.12.2008
Mestinya hari ini kami muncak, tapi cuaca bner2 ga bersahabat sedari subuh. Jadi subuh2 kami bangun, makan, trus tidur lagi. Pagi2 masak lagi. Agak siangan kami bosan. Datanglah Mangkanya ngajakin kami jalan2. Jalan2lah saya, budi, muti, dan ari ke shelter 3, meninggalkan anak2 di dalam tenda. Lumayan seru.

Discovery of the day:
1. Shelter tiga punya sumber air yang luar biasa cantik. Dari shelter 3, saya dan budi sempet diajakin Mangkanya jalan2 lebih jauh. Dianya mau nyari edelweiss. Emang sulit banget jalan ke sananya. Sayang banget saya dan budi ga bawa kamera. But someday we gotta get a pict right there! Buat yang punya waktu senggang, liat deh sumber air shelter 3!!
2. Sometimes in mountain people don’t behave in usual behaviour. Tanpa rasa bersalah, malam2 Mangkanya mendatangi tenda kami yang passss untuk 4 orang (dan emang udah terisi penuh 4 orang), tidur dengan tenang meskipun udah diusir2, bahkan merebut sleeping bag yang seharusnya menaungi saya dan budi untuk dia pake sendiri. Alhasil budi kedinginan sampe pagi.
3. Jangan tako’an!! Yeah secara gunung dingin yah, trus lembeb, trus becyek, jadi tangan saya saya masukin terus ke dalam jaket (bukan di dalem lengan atopun kantong jaket, tapi bner2 di dalem jaket yang tertutup rapat). Alhasil saya jatuh tepat di samping kantong sampah, meringsek ke dalam semak belukar di tempat yang seharusnya orang terbodoh pun ga bakalan jatuh. Maluuu diketawain smua orang di shelter.


31.12.2008
Pagi2 ada bintang. Terbakarlah semangat Pak Eka. Saya masih tetep pesimis bakal muncak. Eh ternyata bneran muncak!! Perkembangan anak2 menurut saya udah sangat lumayan. Cuma satu yang kurang. Mereka manja banget. Ngerasa jadi tamu. Seumur2 saya naek gunung, yang namanya anak2 baru itu selalu nyari2 kerjaan, tapi mereka yang ada malah ngehindari kerjaan. Begitu buka tenda, masuk, ngedem di dalem ngoceh banyaaak banget. Kalo laper minta makan, kalo disuruh protes dulu. Lucu sih kadang, bner2 kayak ngurus anak. Mereka bner2 polos. Bner2 anak2. But somehow this journey doesn’t mean to make them keep behave that way. Oh yeah, kami nyampe puncak semata2 karena beruntung hari itu cerah banget. Dan Pak Eka bner2 oke banget, dia dengan sabar jalan di belakang anak2, sementara saya ditaroh di depan (lucky for me i don’t have to wait for those turtles). FYI, buat jalan di belakang, dibutuhkan kedewasaan dan kesabaran dan pengabdian yang tinggi. Sementara jalan di depan, you just need enough power.

The tracks: Shelter 2 >> Shelter 3 >> Patok 1.2.3.4. >> Batu Gantung >> Tugu Yudha >> Puncaaaaaaak!!!! Kinda long, right??! Dan treknya SULIT MAMPUS!!! Dari shelter 2 ke 3 aja udah pada terjal2 banget, banyak yang mesti manjat2. Perjalanan normal sekitar setengah jam lebih. Dari shelter tiga jalan terus ngelewatin tanah agak gundul yang masih ada sesemakan dikit2. Tanahnya udah mulai pasir2 kasar. Sampe patok 2 udah bner2 gundul, dan perjalanan ke Batu Gantung kerasa panjang dan sulit. Anginnya kencenggggg banget, dan pijakan kami mudah longsor. Mesti hati2 banget jangan sampe ngelongsorin batu, karena kalo longsor bisa ngenain yang di bawah. Sampe Batu Gantung sempet berlindung bentar karena anginnya mendadak kenceng banget.

Discovery of the Day:
1. Sometimes when you just walk, walk, and walk without expecting anything, your destination is suddenly in front of you. Dalam hidup gitu juga kan?
2. Orang yang paling kuat justru adalah yang mampu berjalan paling belakang, seseorang yang punya kekuatan untuk menghadapi dan menguatkan orang2 terlemah.
3. Perubahan cuaca di gunung ekstrim, nyet!! Dari cerah tiba2 badai, badai tiba2 cerah lagi. Hati2 aja di tempat gundul. Kita bisa jatuh kapan aja gara2 terpaan angin.


01.12.2008
HAPPY NEW YEAR!! Guess what I did to begin this beautiful new year?!? Hiding inside my tent!! Di luar badai nyet. Hahahaha. Jam 12 teng, alarm saya bunyi. Cuma saya dan budi yang bangun, sementara muti dan ari tetep tidur. Anak2 laen ga satupun bangun. Jadilah kita berdua bercengkrama, ngereview 2008 yang begitu berwarna. And this 2009 I’m sure is going to be his. Nah, back to the journey, hari ini kita turun. Perjalanan turun kerasa cepet. Trek yang dilewatin ya trek yang kemaren. Di jalan, budi dan ari sempet manas gara2 tingkah wira yang ga bisa jaga mulut dan lelet mampus. Sementara saya di awal perjalanan sempet bete abis gara2 trek yang basah, becek, dan carrier yang berat banget. Untung JK berhasil saya rayu buat ngebawain carrier saya, sehingga saya akhirnya turun dengan lega setelah tukeran carrier dengan JK. Rasanya legaaaa banget pas ngelepas tuh carrier. Thx a bunch to JK!!

Discovery of the day:
1. Ternyata kami belom bisa sabar!! Hahahaha.
2. Keluar hutan itu enak banget. That’s why I love this kind of recreation!! Berada di utan beberapa hari itu enak sekaligus nggak enak. Kita ngerasain hidup yang bner2 seadanya, minim, mungkin buat beberapa orang ga ada enak2nya, tapi penuh kehangatan. Dan begitu keluar hutan, kerasa banget bahwa ada banyak hal yang mesti disyukuri dengan segala kemudahan duniawi yang kita punya sehari2.


02.12.2008
P.U.L.A.N.G.!!!

Anyway, God, I thank you for giving me this chance to be someone able to enjoy this kind of adventure. Happy New Year.