Setahun lalu saya menulis kata-kata ini untuk sebuah acara seremonial kampus: kelulusan. Setahun lalu saya menangis ketika berlatih membacanya, dan betul-betul harus menahan emosi saat menyampaikannya di mimbar. Sekarang, ketika saya tiba-tiba menemukannya di antara file-file berantakan di telepon genggam, saya mendapatkan kesempatan berkaca.
Untuk Makara Merah.
Teman-teman terkasih,
Empat tahun di FHUI
merupakan empat tahun terbaik dalam hidup saya. Dan mengenal, belajar dari
tiap-tiap dari kalian adalah berkat yg paling saya syukuri sampai hari ini.
Di Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, saya berada dalam sebuah sistem di mana semua
komponennya mendukung seorang manusia untuk mengembangkan potensi yang ada;
terutama dengan kesempatan untuk bertemu dengan manusia-manusia lain yg begitu
mengagumkan. Sekalipun tidak terlepas dari kekurangan, sebenarnya di sinilah
tempat di mana kami merasa hangat, aman dan bebas. FHUI, selama beberapa tahun
ini, telah menjadi rumah kedua kami.
Akan ada banyak hal
yang kami rindukan dari kampus ini, dan pada kesempatan ini kami semua para
wisudawan ingin mengucapkan terima kasih dan rasa syukur yg sedalam-dalamnya.
Pertama, kepada orang
tua dan keluarga kami masing-masing. Jika ada satu waktu di mana kami bisa
membuat kalian bangga, banggalah pada kami saat ini. Membiarkan dan mendukung
kami kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia adalah kesempatan terbaik
yang telah kalian berikan, dan kami berharap kalian bahagia di hari ini melihat
putra putri kecilnya sudah siap terbang ke dunia luas.
Kedua, kepada para guru
besar, dosen dan seluruh jajaran staff pengajar dan administratif, dengan
keunikannya masing-masing, yang membagikan ilmu dan mengasah pola analisis kami
dari logika yg berantakan hingga memiliki cara berpikir yang ilmiah dan
terstruktur. Di sini kami mendapatkan kesempatan bertatap muka dengan
orang-orang hebat, orang-orang mulia yg menyisakan waktunya untuk melayani
anak-anak muda yg penasaran ini. Dan yang paling mengesankan, para dosen ini
bisa sangat dekat dengan mahasiswa, berdiskusi di kantin, nge-band bareng
(seperti alm. Prof. Syafri), terbuka menerima pertanyaan bahkan melalui
jaringan pribadi, serta terus mendorong anak-anaknya untuk menjadi manusia yg
sesungguhnya.
Ketiga, seluruh living support system di sekitar FHUI. Kami akan merindukan Barel,
kantin, stasiun, kos-kosan, dan semua kemudahan yang diberikannya dengan harga
yang menyenangkan. Inilah bagian kehidupan kami sehari-hari, dan tanpa sistem
ini kami cuma domba-domba hilang yang bingung dimana akan nongkrong, mencari
bahan studi, makan, ataupun tidur.
Dan keempat, serta yang
paling spesial, adalah teman-teman semua yang dengan segenap hati saya sayangi.
Peer group-peer group yang memberikan warna dalam pergaulan FHUI.
Individu-individu paling unik, ngaco, aneh, bandel, tapi juga cerdas, tajam,
kritis, pekerja keras, tangguh. Wahai para orang tua, bersama orang-orang
seperti inilah anak anda bergaul dan ditempa selama 4 tahun, dan saya dengan
bangga mengatakan bahwa dari setiap orang di ruangan ini saya telah
terinspirasi begitu banyak. Terima kasih atas waktu-waktu yang kita lalui
bersama, candaan-candaan absurd yg tidak pernah habis, waktu-waktu pencarian
hiburan yang membingungkan, curhat-curhat galau mulai dari galau maba sampai
jadi galau pekerjaan, motivasi dan dukungan, kebersamaan dalam menghadapi tugas
kuliah di saat-saat terkejamnya dan mengisi waktu kosong disaat-saat ter'gabut' kita. Saya akan merindukan masa-masa ini, dan kenyamanan inilah yang
membuat saya rasanya 'kok ya maleees banget mau lulus'...
Saya masih ingat 4
tahun lalu yang saya lihat adalah wajah-wajah yang tertantang, excited, agak-agak
takut tapi penasaran untuk merasakan dunia kampus. Dan sekarang saya melihat
kembali ekspresi-ekspresi itu. Kita akan segera memasuki dunia kerja, dnia
nyata, kalau kata orang. Wisuda ini hanya sebuah awal dari perjalanan hidup
kita. Idealisme kita akan diuji. Teori-teori akan menemui aplikasi riil. Uang
bulanan dari orangtua tidak akan jadi pemasukan utama lagi, atau malah tidak
sama sekali.
Dunia di depan begitu
mendebarkan, kita semua agak takut, tapi untuk itulah kita selama 4 tahun ini
ditempa. Indonesia memberikan kita begitu banyak PR, dan sekarang ini adalah
kewajiban kita untuk memilih jalan masing" dalam membangun bangsa terutama
dlm bidang hukum. Saya yakin kita semua dalam ruangan ini punya satu harapan sama,
agar jurist-jurist FHUI yang diluluskan pada hari ini dapat memberikan kontribusi
positif bagi Indonesia pada umumnya dan ilmu hukum pada khususnya.
Jangan
lupakan masa-masa naif kita ini; idealisme, diskusi-diskusi, kritik-kritik yg
pernah kita lontarkan bagi negara atau aparaturnya, sekaranglah saatnya kita
wujudkan.
Dan mengingat bahwa
kalian adalah orang-orang istimewa, besar harapan saya semua bahwa tali
silaturahmi kita tetap terjaga. Antar mahasiswa, dosen, dan segenap unsur di
FHUI. Tetap ingat bahwa kita menyandang nama besar FHUI, maka jagalah perilaku
kita dgn baik. Selain itu juga doakan dan support teman-teman kita yang belum
lulus, agar menikmati tahun-tahun ternikmat di FHUI sebaik mungkin dan segera
menyusul lulus.
Sebelum mengakhiri
celotehan ini, saya ingin mengajak teman-teman untuk berdiri menggaungkan yel-yel yg dl kita gaungkan berkali-kali di auditorium ini saat kita menjadi Mahasiswa Baru FHUI.
Lalu yel-yel favorit saya bergaung diiringi hentak kaki seratus delapan puluhan wisudawan di waktu itu:
"We gotta go, go, hukum go!
We gotta fight, fight, hukum fight!
We gotta win, win, hukum win!
Go, go! Fight, fight! Win, Win! Yes!"
Terima kasih, selamat
menjadi cahaya bangsa!