6 - 7 Juli 2013;
Margaretha Quina, Fallissa A. Putri, Arif W. Brago, Willem Tansian, & Rekamount Team;
Pendakian melalui Jalur Citiis.
|
Pemandangan dari Puncak Gn. Guntur |
TRANSPORTASI
- Dari terminal Kampung Rambutan, Jakarta, naik bus menuju Garut (Prima Jasa Rp 42.000,00). Terdapat banyak pilihan dan bus tersedia sampai dengan tengah malam (lebih kurang hingga jam 1 subuh)
- Pilihan pertama, berhenti di alun-alun Tarogong, lalu langsung menumpang truk pasir (gratis / berikan uang rokok saja). Seringkali di pagi hari truk pasir ini melewati seberang alun-alun Tarogong ke arah Citiis. Mereka cukup terbiasa memberikan tumpangan kepada para pendaki hingga spot penambangan pasir yang dekat jalur menuju Citiis. Cukup katakan kepada supir truk untuk menurunkan di dekat jalur pendakian.
- Pilihan kedua, berhenti di Terminal Guntur, Garut. Kemudian lanjutkan dengan angkot ke Cipanas, turun di gerbang Kampung Citiis (Rp 5.000,00). Kemudian lanjutkan dengan truk pasir seperti pada pilihan pertama.
PENGINAPAN
Terdapat banyak penginapan di Cipanas, salah satu yang pernah dicoba penulis adalah Lugina (Rp 100.000,00/malam), dengan kamar
double bed yang dapat diisi hingga 4 orang, dilengkapi kipas angin, kamar mandi dengan bak air panas, serta teras yang cukup luas. Losmen yang cukup terkenal ini terletak di dekat pemberhentian akhir angkot Cipanas, di sebuah gang di sebelah kiri jalan. Untuk pilihan lain dapat melihat
Daftar Pengingapan di Website Resmi Pemkab Garut
BASECAMP & PENDAFTARAN
Pendakian Gn. Guntur belum terkelola dengan baik, tidak ada basecamp yang secara khusus dikelola untuk pendaki. Perizinan disarankan, akan tetapi masih atas dasar kesadaran pendaki. Pendaftaran dilakukan di rumah Ibu RW (Ibu Tati), yaitu rumah terakhir yang dijumpai sebelum masuk ke penambangan pasir. Rumah ini cukup mudah dikenali karena merupakan satu-satunya rumah dengan warung. Jika melakukan pendaftaran, maka harus melakukan konfirmasi kepulangan setelah turun.
|
Sampah merupakan isu di penambangan pasir Gn. Guntur, sekaligus penanda "pintu masuk" |
JALUR PENDAKIAN CITIIS
Tidak ada penanda khusus dalam jalur ini. Secara umum, bentang alam yang dapat dijadikan patokan meliputi:
- Tambang Pasir
- Curug Citiis*)
- Bebatuan curam*)
- Sabana
- Puncak Bohong
- Puncak 1 dan Puncak 2
Tambang Pasir - Curug Citiis
Waktu tempuh: + 30 menit - 1,5 jam
Pintu masuk menuju jalur pendakian berada di sebelah kanan di dekat tebing penambangan pasir, ditandai dengan pohon dengan banyak pita-pita pink bergelantungan. Jalan setapak cukup jelas terlihat. Ikuti saja jalan tersebut menuju hutan hingga menemui sungai. Setelah melewati sebuah dam kecil, jika ingin langsung menuju Sabana, maka ikuti jalan setapak ke arah kiri.**) Jika ingin melewati jalan hutan dan melewati Curug Citiis, maka seberangi sungai dan ambil jalan setapak ke arah kanan.
Untuk jalan ke arah Curug Citiis, medannya merupakan jalan tanah yang tidak terlalu menanjak dengan hutan yang cukup rindang di sebelah kanan dan sungai di sebelah kiri. Jalur cukup jelas, dan sesampainya di curug, akan terlihat sebuah shelter yang dapat dipakai sebagai landmark. Curug Citiis meruipakan sumber air terakhir di Gn. Guntur.
Curug Citiis - Bebatuan Curam - Sabana
Waktu tempuh: 1 jam - 2 jam
Dari shelter, seberangi sungai dan akan tampak sebuah batu besar. Dari spot ini, jalur ke atas selama sekitar 1 jam berupa bebatuan curam yang cukup terbuka. Suara sungai masih akan tetap terdengar dan terkadang sungai masih dapat terlihat di sisi kanan. Penghujung bebatuan curam ditandai dengan sebuah tanah lapang yang cukup untuk sekitar 2 tenda, yang merupakan penanda bahwa medan pendakian akan segera menjadi sabana terbuka setelah melewati beberapa menit medan perpaduan sabana dan rerimbunan. Dari situ, jalur masih cukup jelas dan tidak terdapat percabangan-percabangan yang fatal.
Sabana - Puncak Bohong
Waktu tempuh: 2 jam - 4 jam
Ikuti jalur ke arah Sabana, di awal-awal jalur selepas rerimbunan padang ilalang cukup tinggi. Akan tampak bekas lava yang cukup besar dan jalur dari bebatuan mengarah pada lava beku tersebut. Terdapat jalur menurun dari dinding lava dan kemudian naik lagi ke atas, ikuti jalur tersebut sehingga bekas lava akan berada di sebelah kanan. Jalur yang akan ditemui cukup jelas, berkerikil tipis, dengan beberapa lava beku yang masih dapat di awal-awal jalur. Terdapat beberapa pohon pinus di kanan kiri jalur, dan dari sini tambang pasir di bawah maupun puncak bohong di atas tampak jelas. Dari jalur ini, tampak jalur paralel lain yang berdekatan dan juga mengarah ke puncak. Terkadang, terdapat pijakan alternatif pada ilalang yang dapat mempermudah pendaki untuk naik dan turun dibandingkan jalur kerikil yang licin. Puncak yang tampak dari jalur ini dinamakan Puncak Bohong, yang ditandai dengan sebuah batu besar yang dikenal sebagai Batu Bohong.
|
Pemandangan dari jalur Sabana menuju Puncak Bohong |
|
Puncak sejati (Puncak 2) Gn. Guntur |
Puncak Bohong - Puncak 1 - Puncak 2
Waktu tempuh: + 30 menit - 1,5 jam
Dari Puncak Bohong, jalur menuju puncak sejati relatif lebih mudah dan lebih landai. Puncak 2, yang merupakan puncak sejati ditandai dengan tanah lapang dengan bendera Merah Putih (tentative), serta terdapat batuan semen persegi panjang kira-kira setinggi lutut. Terdapat 2 alternatif:
Alternatif 1 yaitu dengan mengikuti jalur ke arah kanan tanpa melewati Puncak 1. Jalur ini awalnya landai, dan kemudian akan langsung nampak Puncak 2 dengan melewati jalur berkerikil.
Alternatif 2 mengikuti jalur ke arah Puncak 1 yang tampak dari Puncak Bohong. Terdapat jalur yang cukup jelas, yang kemudian menuruni punggungan Puncak 1 lalu mendaki tanpa jalur hingga ke Puncak 2 yang tampak cukup jelas. Dari awal punggungan Puncak 2, ikuti jalur ke arah kanan. Pijakan relatif lebih stabil dan jalur lebih pendek. Jika sedang berkabut, sebaiknya jangan mengambil jalur ini.
[keterangan tambahan]
- Lihat juga tulisan di blog Mount In Black mengenai Pendakian Guntur. Cukup informatif dan tidak bertele-tele;
- Foto-foto Gn. Guntur di Facebook penulis pada pendakian ini (foto-foto diambil pada Juli 2013 oleh Arif W. Brago)
- Di seberang puncak sejati (Puncak 2) Gn. Guntur, terdapat puncak Masigit, yang dapat ditempuh selama 15 - 45 menit perjalanan.
[lesson learn]
Sekalipun cukup mudah bagi pendaki yang cukup berpengalaman, Gn. Guntur bukan merupakan gunung yang "semudah itu" jika ingin membawa pendaki perdana. Kerikil tipis disertai medan yang kemiringannya berkisar 40 - 75 derajat dengan panas yang menyengat merupakan tantangan tersendiri terutama dalam perjalanan turun. Salah satu peserta dalam pendakian kali ini bahkan menangis beberapa kali dikarenakan medan yang sangat curam dan licin, sehingga secara psikologis "menakutkan" dan memberikan sugesti tergelinding. Peserta lainnya tergelinding secara ekstrim (hingga terdapat pose kaki di atas kepala) 2 kali. Pendakian "tektok" (mendaki dan turun dalam sehari) hanya disarankan bagi pendaki yang sudah teruji kecepatan dan konsistensi waktunya.
Note:
*) Terdapat jalur alternatif yang langsung ke Sabana tanpa melewati Curug Citiis dan bebatuan curam.
**) Jika mengambil jalur ke kiri, maka pendakian akan langsung menuju sabana melalui jalur tanah berkerikil tipis yang cukup licin. Di awal-awal, terdapat beberapa batuan berundak-undak yang cukup mempermudah. Jalur ini langsung menuju ke arah sabana (see: Sabana - Puncak Bohong) dan lebih pendek dibandingakan melewati Curug Citiis, akan tetapi cukup sulit dikarenakan medan kerikil yang licin dan sabana terbuka yang panas