16-17 Agustus 2012
Margaretha Quina
Pendakian melalui Jalur Besakih
PENGINGAPAN & WARUNG
JALUR PENDAKIAN
Pura Besakih – Pura Telaga Mas
Batu Tulis – Puncak Agung
TRANSPORTASI
- Opsi 1: Kendaraan pribadi. [dalam perjalanan ini: motor] Menggunakan motor, dapat ditempuh selama 2-3 jam perjalanan dari Denpasar ke arah Klungkung. Motor dan helm dapat dititipkan ke warung di dekat Pura Besakih.
- Opsi 2: Kendaraan umum. Dari terminal Ubung perjalanan dilanjutkan ke Klungkung menggunakan bis ¾. Setelah itu berganti kendaraan dengan angkutan umum yang berupa minibus menuju Besakih. Berhenti di Pura Besakih.
- Opsi 3: Pick-up service. [jika menggunakan jasa guide atau travel agent] Biasanya travel agent menawarkan pula jasa penjemputan dan pengembalian turis.
PENGINGAPAN & WARUNG
Tidak ada tempat penginapan ala Basecamp yang memungkinkan di sekitar
Pura Besakih. Bagaimanapun daerah tersebut memiliki banyak hostel / rumah
penduduk yang dapat diinapi. Terdapat beberapa warung serta toilet umum di
dekat pura. Perbekalan basah berupa ketupat, pepes, air mineral, dapat ditemukan
di pagi – sore hari di warung tersebut. Apabila menggunakan kendaraan
pribadi, dapat diparkir di dekat Pura dengan menitipkan kepada pemilik
warung.
Pendaftaran dilakukan di Kepolisian Sektor
Rendang, dari arah Denpasar berada di sebelah kiri jalan. Dibutuhkan fotokopi
KTP/Passport dan biaya pendaftaran Rp 10.000,-
BASECAMP
& PENDAFTARAN
JALUR PENDAKIAN
Tidak terdapat penanda Pos ataupun Shelter
di Gunung Agung. Secara umum landmark yang
dapat ditemukan adalah:
- Pura Besakih
- Pura Telaga Mas
- Batu Tulis / Boycamp
- Puncak Agung
Pura Besakih – Pura Telaga Mas
Waktu tempuh: 45 menit
Jika ditempuh dengan berjalan kaki, dapat
mengikuti jalanan aspal atau melalui kebun penduduk. Jika tidak bersama orang
yang paham jalur, tidak disarankan melalui kebun. Sebenarnya hingga Pura
Telaga Mas masih bisa ditempuh dengan motor/mobil, dan parkir di depan Pura
Telaga Mas. Di depan pura terdapat bale-bale,
namun tidak terdapat toilet di sini. Terkadang, ada ibu-ibu yang menjual
kopi/makanan instan. Biasanya orang lokal akan bersembahyang dahulu di pura
ini sebelum melanjutkan perjalanan.
Pura Telaga
Mas – Batu Tulis (Boycamp)
Waktu tempuh: 5 jam – 7 jam
Sebenarnya jalur cukup jelas apabila
dilakukan di pagi hari. Dari Pura Telaga Mas, ikuti jalan ke arah hutan, dan
ambillah jalur yang mengarah ke kanan. Selama perjalanan, akan ditemui
beberapa pura, ditandai dengan banyaknya canang
yang ditempatkan di pangkalnya. Setengah perjalanan, terdapat percabangan
jalan kecil ke arah kanan, yang merupakan jalan ke arah pura lain dimana
terdapat sumber air, namun letaknya sangat jauh. Ikuti jalur utama yang terus
lurus. Vegetasi berupa pepohonan rimbun masih akan meneduhkan hingga mencapai
Batu Tulis. Batu Tulis sendiri merupakan tebing-tebing batu raksasa yang
cukup luas, dan merupakan tempat ideal untuk menyaksikan matahari tenggelam
ataupun bermalam. Tepat sebelum Batu Tulis dimungkinkan mendirikan tenda,
namun tempatnya sangat kecil. Biasanya pendaki akan tidur di balik batu-batu
besar atau cerug-cerug tanpa tenda, cukup dengan sleeping bag atau raincoat mengingat
suhu di Gunung Agung cenderung hangat. Batu Tulis – Puncak Agung
Waktu tempuh: 1,5 jam – 3 jam
Dari Batu Tulis, tidak lagi ditemukan
vegetasi hingga Puncak Agung. Pertama-tama akan ditemui jalur yang
berbatu-batu curam, selanjutnya berpasir tanpa jalur dengan kanan kiri
jurang, disarankan jangan terpisah terlalu jauh dari pendaki lain.
Pemandangan lampu-lampu kota dan bintang terlihat jelas di sini. Puncak
sejati Agung adalah puncak ketiga setelah melewati 2 puncak semu. Jalan
menuju puncak sejati curam dan sempit, seringkali pula disertai angin yang
cukup kencang.
KETERANGAN TAMBAHAN
Cotton field saat matahari tenggelam di Gn. Agung |
Matahari terbit dari puncak Gn. Agung |
Gn. Batur dan Gn. Abang dari puncak Gn. Agung |
KETERANGAN TAMBAHAN
- Perjalanan turun cukup licin dan berdebu, hati-hati apabila berlari.
- Referensi lain dapat dilihat di http://www.indobackpacker.com/2004/10/30/gunung-agung-2/ (catatan: terdapat kesalahan dalam menyebutkan terminal Ubud; yang dimaksud adalah terminal Ubung)
- Terdapat pantangan yang perlu diperhatikan ketika mendaki Gunung Agung:
1.
Tidak
diperkenankan naik bagi wanita yang sedang mengalami menstruasi
2.
Tidak
boleh membawa daging babi dan/atau sapi, dalam bentuk apapun
- Bagi yang ingin mendaki Gunung Agung dengan trip tersusun, Lonely Planet memberikan beberapa alternatif travel agent a.l. Gung Bawa Trekking (0366-24379; gbtrekk@yahoo.com) atau Ketut Uriada (08123646426)
- Foto-foto perjalanan dapat dilihat di http://www.facebook.com/media/set/?set=a.4415094699647.188306.1357213292&type=3
[opini subjektif / pelajaran kali ini]
- Pendakian Gunung Agung biasanya dilakukan selama 1 hari yang dimulai tengah malam dan berakhir di siang hari. Jangan terburu-buru! Gunung Agung menyimpan keindahan luar biasa pada saat matahari terbenam, di malam hari, dan juga saat matahari terbit. Pendakian di pagi hari dengan menginap di Boycamp, lalu dilanjutkan summit attack untuk matahari terbit sangat disarankan.
- Beberapa referensi menyebutkan bahwa pendakian melalui Pura Besakih diwajibkan didampingi guide. Sebenarnya, hal ini tidak mutlak berlaku. Secara administratif ketika melakukan pendaftaran, mandatory guide tidak dipermasalahkan bagi pendaki lokal yang telah mengetahui medan. Untuk informasi & dasar hukum yang lebih akurat, silakan hubungi Polsek Rendang (mohon share jika mengetahui nomornya)
- Menurut beberapa teman Mapala di Bali, justru guide-lah yang terkadang ‘menemukan’ pendaki yang bingung kemudian mengharuskan digunakannya jasa guide untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Di sisi lain, jalur Besakih memang memiliki rekaman ‘orang tersesat’ yang cukup banyak.
- Jika ingin mendaki Gunung Agung dengan menghindari guide, berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan. Namun patut diingat bahwa keselamatan harus tetap diutamakan, jangan mendaki tanpa pemahaman mengenai jalur.
1.
Gunakan
Jalur Selat (Pasar Agung) atau Budakeling; atau
2.
Jika ingin
melalui Besakih, mendakilah pada pagi hari. Kebanyakan pendakian dilakukan
pada malam hari untuk mengejar matahari terbit, lalu segera turun kembali.
Dengan mendaki di pagi hari, probabilitas dicegat guide lebih kecil;
3.
Mendakilah
bersama orang lokal / komunitas Mapala. Manfaatkan event pendakian rutin atau pendakian massal, carilah informasi
melalui jejaring sosial.